New Years Graphic Comments
Selasa, 30 Desember 2008
KIAT MEMBANGUN BRAND YANG KUAT ALA HERMAWAN KARTAJAYA
“Adakah perusahaan, yang ketika dia tutup dan produknya sudah tidak keluar, konsumen akan sedih?” pancing Hermawan Kartajaya memancing antusiasme peserta seminar.
Susah kan menyebutkan produk tersebut? Jika Anda menemukan jawaban atas pancingan Hermawan tadi, pastilah produk tersebut memiliki brand (merek) yang sangat kuat. Menciptakannya, tentu saja tidak cukup hanya dengan beriklan. Baik itu di media cetak (printing ad), iklan luar ruang (outdoor), maupun iklan-iklan model baru.
Hermawan yang juga founder dan President MarkPlus itu mengatakan untuk membangun brand yang kuat perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena di benak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka panjang.
Menurut Asian Marketing Guru itu, perusahaan yang memiliki reputasi bagus tidak lagi memerlukan promosi, marketing, public relation, atau corporate social responsibility (CSR) karena hal itu telah terjadi dengan sendirinya.
“Cara baru membangun brand adalah dengan membentuk bisnis yang dicintai oleh karyawan perusahaan, masyarakat, dan investor,” ungkapnya.
Menurut Hermawan hal tersebut terkait reputasi. Bagi customer, reputasi yang baik akan menentukan keputusan membeli. Bagi karyawan perusahaan, nama baik akan memicu mereka untuk loyal dan berkomitmen. Reputasi juga bisa mengundang investor untuk menanamkan modalnya. Selain itu, nama baik juga akan menarik media untuk terus mengikuti perkembangan.
“Reputasi yang baik akan mendorong analis keuangan memberikan peringkat yang tinggi,” ujarnya.
Beberapa brand yang mampu meraih itu semua adalah The Body Shop dan produk Apple seperti IPod dan ITunes. The Body Shop, merek produk perawatan tubuh itu dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan sehingga bisa mengambil simpati konsumen di seluruh dunia. Selain itu, Anita Roddick, pencipta merek tersebut, dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup dan bisnisnya juga sangat concern terhadap perekonomian dunia ketiga.
Sedangkan produk-produk Apple dikenal memiliki reputasi tersendiri dibanding produk elektronik sejenis. Bahkan saat ini, perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu telah menjual jutaan keping produknya dan menciptakan konsumen yang loyal.
Dalam membangun brand yang kuat, kata Hermawan, harus dimulai dengan menyinergikan pikiran, hati, dan jiwa, yang lantas diimplikasikan kepada model bisnis dengan menciptakan misi, visi, dan nilai. Misinya, perusahaan bisa memberi manfaat kepada manusia dan lingkungan. Visinya, perusahaan bisa menjadi yang terdepan dalam menciptakan inovasi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dan nilainya adalah menciptakan nilai keekonomian, lingkungan yang sehat, dan mendukung perkembangan sosial.
Menurutnya, perusahaan perlu melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan diri bagi orang-orang yang mencintai perusahaan. “Akhirnya, perusahaan akan mampu menciptakan brand-nya akan mempunyai brand integrity, brand identity, dan brand image.
Senin, 29 Desember 2008
Strategi Marketing 2009
Hal tersebut dikemukakan oleh Chaiman dan Founder MarkPlus Hermawan Kartajaya di sela-sela acara MarkPlus Conference 2009 di Hotel Ritz
"Pemasar harus bisa keep the costumer di kuartal pertama tahun depan, kuartal kedua dan ketiga mulai mencari costumer baru, dan pada kuartal akhir berkonsentrasi kepada pertumbuhan bisnisnya," katanya.
Ia mengatakan, keep the costumer bisa dilakukan dengan cara memilah-milah antara pelanggan yang baik dan yang buruk. Nah, yang baik inilah yang harus dipertahankan. Pemasar harus memberikan produk yang benar-benar memberikan solusi kepada pelanggan.
"Pemasar harus menjaga agar pelanggan tidak lepas dan harus meningkatkan intimacy-nya dengan pelanggan," ujarnya.
Sedangkan get the costumer dilakukan dengan menjaring pelanggan yang sudah meninggalkan kompetitor. Tentunya dengan berbagai pertimbangan terlebih dahulu, apakah termasuk pelanggan yang baik atau yang buruk.
Kuartal keempat adalah masa yang merupakan kesempatan bagi sebuah brand untuk menjadi exciting dan menunjukkan value added-nya.
Menurutnya, ada tiga hal yang harus diperhatikan para pemasar pada tahun depan. Pertama, resesi ekonomi global yang menuntut para pemasar untuk melakukan konsolidasi kalau tidak ingin kalah bersaing atau tersungkur.
Kedua integrasi ASEAN yang dipercepat daripada semestinya. Awalnya Februari tahun depan, tapi sekarang ada yang mengusulkan pada 15 Desember ini. Sebagai dampaknya, pasar akan makin membesar. Dalam menghadapi itu, para pemasar harus fokus dan kembali pada core competency masing-masing.
Ketiga, adanya pelaksanaan Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden 2009 yang membuat adanya redistribution of wealth.Para politisi akan mengalirkan dananya ke grass root yang membuat domestic market akan jadi membesar.
Kondisi pasar yang seperti itu menuntut para pemasar untuk melakuan switching dari Legacy Marketing, ke New Wave Marketing. rnerupakan strategi dan praktek pemasaran yang dilakukan secara online maupun offline yang mengedepankan pendekatan low budget high impact," imbuhnya.
Menurutnya, New Wave Marketing menuntut pemasar melakukan engagement dengan pelanggan secara horisontal, eksperiensial, dan komunal.
Dalam New Wave Marketing, konsep Nine Core Element yang selama ini digunakan MarkPlus akan mengalami pengembangan menjadi The 12 Cs, New Wave Marketing, yang terdiri dari communitization, confirming, clarifying; coding, crowd-combo (co-creation, currency, communal activation conversation), commercialization, character, caring dan collaboration.